Saya Benci Bulan Februari

2/09/2018 10:16:00 PM
Februari.

Rasanya, saya pernah berkali-kali menyatakan, saya benci bulan Februari. Lebih tepatnya, saya membenci bulan tersebut karena ada satu kejadian yang terus membekas di ingatan saya. Sebuah kejadian yang memaksa saya untuk menyadari, bahwa saya pernah juga melakukan hal-hal bodoh di masa lalu. Hal-hal absurd yang bahkan bisa saya jadikan bahan tertawaan sekarang ini. Saya tahu, seharusnya, alasan demikian tak lantas membuat saya membenci si bulan Februari sepenuhnya. Akan tetapi, nyatanya saya masih tak mampu. Saya masih mengingat Februari sebagai memori yang tak begitu baik.

image credit: hddesktopwallpapers.in, edited by me
Pada dasarnya, ketika kita merasakan luka, ada dua pilihan yang tersedia. Melupakan sampai benar-benar lupa, atau mengingatnya terlebih dahulu baru kemudian mengikhlaskan. Jika saya ditanya, maka pilihan saya jatuh ke pilihan kedua. Saya masih akan mengingatnya. Meskipun saya tahu, saya mengingatnya bukan dalam artian baik. Saya menambah kebencian di sana. Saya memang selalu bertanya-tanya, sebegitu sulitkah bagi saya? Untuk sekadar melupakan? Nyatanya memang demikian. Tak mudah untuk benar-benar melupakan. Meskipun sudah mencoba.

"Tuhan saja selalu memaafkan umatnya. Kenapa kamu sulit untuk melakukannya?"

Saya memang terdiam. Akan tetapi, dalam hati kecil saya, "tidak semudah itu. Bagaimanapun, pada dasarnya saya hanyalah manusia biasa. Yang akan selalu mengenang sakit hati dengan cara saya sendiri."

Sincerely,
Ra
Depok, 9 Februari 2018 22.13 WIB.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.