Berpura-pura Baik-baik Saja: Salahkah?

7/26/2017 12:10:00 AM
"Ra, are you okay?"

Mungkin, pertanyaan itu hanyalah pertanyaan singkat. Tidak sampai lima kata tapi efeknya luar biasa. Pertanyaan yang pada akhirnya, sering kali, dijawab dengan kebohongan sederhana. "Yes, I am okay." Apakah benar memang baik-baik saja? Tidak. "Cause everyone and conditions around want me to say like that."

Tidak dapat dipungkiri, terkadang, kita tidak sadar telah menanyakan hal yang, seharusnya tidak perlu ditanyakan. Pertanyaan retoris yang terus saja terlontar. Menanyakan keadaan pada orang yang jelas-jelas tidak baik-baik saja. Kita tahu dia terluka. Kita tahu dia bersedih. Tapi pertanyaan, "apakah kamu baik-baik saja" akan terus dilontarkan. Ironi? Jelas.

Semakin ke sini, aku sangat memahami, banyak sekali orang-orang yang berpura-pura bahwa ia baik-baik saja. Orang-orang yang terus tersenyum dan tertawa meskipun banyak sekali beban yang ia tanggung. Entah itu adalah beban secara fisik maupun psikis. Aku sangat memahami keadaan orang-orang yang demikian. Lalu, apa yang bisa aku lakukan?

image credit: thoughtcatalog.com, edited by me
Jujur. Aku pun tak tahu. Toh, aku sendiri masih mengalaminya. Maksudku, aku juga termasuk ke dalam orang-orang yang sering kali berpura-pura aku baik-baik saja. Padahal, nyatanya aku sedang menangis dalam hati. Tapi aku enggan menyatakan kalau aku bersedih dan tidak baik-baik saja. Sebagian orang, mungkin akan mencoba melupakan masalah mereka ke dalam berbagai hal. Mulai dari melakukan hobi secara gila-gilaan, ataupun mungkin dengan sengaja melupakan masalah menggunakan apa saja yang mereka temukan.

Jelas. Aku mengerti dan sangat memahami mengapa mereka memilih hal demikian. Mungkin pun, aku juga tidak akan terlalu terkejut apabila orang-orang tersebut melakukan hal-hal yang dianggap tidak "normal" oleh masyarakat. Yaa, siapa sih yang bisa disalahkan kalau keadaan ternyata membuat kita terluka? Siapa yang bisa disalahkan? Bukankah tidak ada?

Aku tahu. Berpura-pura baik-baik saja bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Sehingga aku merasa bahwa, akan ada terlalu banyak tawa yang tercipta, when we pretend that we are okay. Satu hal, aku berharap, orang-orang ini tidak terus-menerus berpura-pura. Say it and tell your problem to your close-friend. Ke orang-orang yang kalian percayai. Aku tahu hal itu tidak akan mudah dilakukan. Tapi setidaknya, it could relieving. 

Sincerely,

Ra

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.