Halo, Apa Kabar?

"Halo, apa kabar?" 

Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutku saat melihatmu tiba-tiba berdiri di depanku. Awalnya aku mengerjap dan serasa ingin lari saja. Tapi, aku tahu kalau aku tak bisa melakukan hal yang demikian. Aku harus menghadapi kenyataan yang sudah lama kuhindari.

Kamu, satu-satunya orang yang berhasil membuatku jungkir-balik sedemikiran rupa. Aku mengingat kamu sebagai satu-satunya orang yang bisa membuatku tersenyum dan juga menangis sedih. Kamu. Hanya kamu yang bisa membuatku seperti ini.

Mungkin, aku sudah tidak tahu lagi apa yang seharusnya kulakukan. Aku melihat kamu bukan berarti aku mampu. Aku masih bisa merasakan napasku yang berat dan terengah saat melihatmu. Aku masih bisa merasakan hatiku terkoyak dan dadaku sesat saat aku memandang wajahmu. Aku sebenarnya tidak siap sama sekali saat melihat kamu berada tepat di depanku.

Image source: here, edited by me
Kamu. Orang yang memberikan aku luka. Luka yang begitu dalam dan sangat membekas. Kamu membuatku tertutup dari orang lain. Kamu yang secara tidak langsung membuatku tidak bisa menjadi diriku sendiri.

Tapi, lambat laun aku sadar. Aku harus berubah. Aku harus bisa menghadapi kamu. Aku harus melupakan segala bentuk kesedihanku. Ya, aku harus melakukannya. Maka dari itu, di saat kamu muncul di depanku, aku melontarkan pertanyaan itu. Mencoba untuk menelaah, apakah aku benar-benar bisa terlepas dari jerat kesedihan yang sudah kamu ciptakan.

Tulisan ini ditujukan untuk kamu yang sedang mencoba untuk move on.

02/07/2016
Ra

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.